MAKALAH
TEORI
ORGANISASI UMUM 2
“STRUKTUR
DAN DESAIN ORGANISASI”
Disusun
Oleh:
Kelompok
Adinda
Khumairoh 10112200
Andrian
Abdullah 10112844
Asti
Listiaokta Winata 11112225
Dhia Shofi
Atikah 11112990
Fitria W.
Utami 1A112116
Jesicca 13112928
Rizma Nur
Fatiyah 16112634
Sri Utami 17112129
Tiara Putri
Anggraini 17112376
Tiara
Violita Oktasari 17112377
Widya
Nurfitriyani 17112697
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul STRUKTUR DAN
DESAIN ORGANISASI. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata Teori
Organisasi Umum 2.
Makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini memberikan
informasi bagi kita semua terutama mahasiswa-mahasiswa dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
DAFTAR ISI
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................1-2
1.3 Tujuan Makalah........................................................................................2
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Struktur dan Desain
Organisasi.........................................................3
2.2 keputusan manajerial
dan tiga dimensi struktur organisasi..................................3-8
2.3 Dimensi Struktur..................................................................................................8-10
2.4 Model Desain Organisasi.....................................................................................10-11
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................................12
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Apakah itu struktur organisasi? Struktur organisasi
ialah susunan pembagian tugas secara formal yang ada dalam sebuah organisasi.
Selain memiliki struktur, organisasi juga memiliki desain organisasi
1. Organisasi
Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang
melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
2. Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia
untuk mencapai tujuan bersama.
3. Organisasi
Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Desain dan struktur organisasi ini
adalah sebuah proses yang meliputi enam elemen :
- Spesialisasi kerja : adanya
pembagian kerja yang dibagi menjadi beberapa bagian.
- Pembagian departemen : Berdasarkan fungsi, produk,
letak geografis, proses, dan jenis costumer
- Ada rantai komando : Sehingga banyaknya karyawan
yang dibawahi harus dibatasi agar efektif dan efisien
-
Sentralisasi dan Desentralisasi
Sentralisasi
: pengambilan keputusan secara terpusat pada level atas perusahaan
Desentralisasi : pengambilan keputusan dari level
bawah yang terkait langsung dengan aksi
- Formalisasi : ada standardisasi pada setiap
organisasi sehingga perilaku karyawan mengikuti aturan dan prosedur yang telah
ditentukan
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Apakah pengertian struktur dan desain organisasi?
2.
Apa saja empat keputusan manajerial dan tiga dimensi
struktur organisasi?
3.
Apakah dimensi struktur itu?
4.
Apa saja model desain organisasi?
1.3
Tujuan
Makalah
1.
Mengetahui pengertian struktur dan desain organisasi
2.
Mengetahui empat keputusan manajerial dan tiga dimensi
struktur organisasi
4.
Memahami dimensi struktur
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Struktur dan Desain Organisasi
Struktur
adalah cara sesuatu disusun atau dibangun organisasi yang merupakan suatu wadah
berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan. Struktur
Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi
yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai
tujuan.Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompok- kan,
dan dikoordinasikan secara formal.Struktur organisasi ialah susunan pembagian tugas secara
formal yang ada dalam sebuah organisasi.
Selain
memiliki struktur, organisasi juga memiliki desain organisasi.
desain organisasi, Ivancevich (2008)
mendefinisikannya sebagai proses penentuan keputusan untuk memilih alternatif
kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen. Dengan demikian,
keputusan atau tindakan-tindakan yang dipilih ini akan menghasilkan sebuah
struktur organisasi.
2.2 Keputusan Manajerial dan Tiga Dimensi
Struktur Organisasi
a. Keputusan
Manajerial
Pengambilan
keputusan (decision making) adalah proses identifikasi masalah dan kesempatan
kemudian memecahkannya. Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian vital
dari maanjemen yang baik, karena keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana
suatu cara organisasi menyelesaikan masalah, mengalokasikan sumber daya dan
meraih sasaran.
4
keputusan manajerial
sebagai pembentuk struktur organisasi meliputi :
1. Pembagian
kerja, menyangkut kadar dari spesialisasi pekerjaan. Para manager membagi
seluruh tugas organisasi menjadi pekerjaan-pekerjaan khusus yang tersusun dari
aktivitas-aktivitas khusus. Secara ringkas dapat dinyatakan
bahwa pembagian kerja akan mempengaruhi tingkat prestasi organisasi melalui
minimisasi ketergantungan pada individu-individu tertentu atau perpindahan yang
percuma komponen-komponen pekerjaan besar. Disamping itu, pembagian kerja
(spesialisasi) mengandung konsekuensi- konsekuensi pada perilaku para karyawan,
seperti menurunkan keterlibatan dan kepuasan kerja karyawan, menimbulkan
kebosanan karena pekerjaan menjadi monoton, mengakibatkan tingkat keterkaitan
karyawan lebih rendah dan kehilangan motivasi yng mengarah kepada
ketidakefisienan.
Contoh :
Seorang Account Representative pada Kantor Pajak yang memiliki pekerjaan khusus
seperti pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan, melaksanakan bimbingan
dan melaksanakan himbauan kepada Wajib Pajak (WP).Pendelegasian Kewenangan.
Proses pembagian kewenangan dari atas ke bawah dalam organisasi.
2.
Pendelegasian kewenangan (delegation of authority)
mengacu secara khusus pada kewenangan pengambilan keputusan, bukan melakukan
pekerjaan. Pendelegasian kewenangan memiliki efek positif pada pengembangan
manager professional, dan membawa iklim persaingan dalam organisasi.
3.
Pembagian Departemen. Cara organisasi dibagi secara
structural. Pembagian departemen ini dapat dikelompokkan menjadi pembagian
departemen berdasarkan fungsinya (functional departementalization), berdasarkan
wilayah (geographic departementalization), berdasarkan produk (product
departementalization), berdasarkan pelanggan (customer departementalization).
Departementasi yang lebih khusus, secara ringkas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Waktu dapat dibagi
menjadi shift pertama, shift kedua, dan shift ketiga.
2. Pelayanan (Service) yang mencerminkan kelas pertama,
kelas kedua, dan kelas turis dalam suatu kapal pesiar.
3. Langganan dapat terdiri dari departemen penjualan
industri, pedagang eceran, pemerintah, militer dan konsumen akhir.
4. Peralatan dapat diperinci, misal didalam kelompok
produksi, menjadi Departemen pemotongan, perakitan dan pembungkusan.
5. Urutan angka (alpha-numerical) dapat digunakan dalam
pelayanan telephone dimana nomor-nomor 0000-5000 ditempatkan dalam satu Departemen dan
nomor-nomor 5001-9999 dalam Departemen lain.
Semakin besar dan kompleks suatu organisasi, akan sangat logis bila
digunankan tipe Departementasi organisasi kombinasi berbagai tipe diatas, yang
dikenal segabai desain organisasi
campuran (hybird design) atau sering juga disebut mixed departementation. Sebagai
contoh, suatu perusahaan industri besar mungkin diorganisasi menurut wilayah
pada tingkat horizontal pertama, dan tingkatan-tingkatan selanjutnya
diorganisasi atas dasar produk, fungsi, peralatan dan waktu.
Departementasi fungsional. Pendekatan fungsional untuk
mengelompokan kegiatan-kegiatan organisasi ini mungkin merupakan tie
Departementasi yang paling umum dan luas digunakan dalam merancang struktur
organisasi. Departementasi fungsional dapat dijumpai dalam semua tipe
organisasi. Sebagai contoh, dalam suatu organisasi Manufacturing, fungsi-fungsi
vital yang memungkinkan perusahaan beroperasi dan menjaga kelangsungan
hidupnya.
Kebaikan utama Departementasi fungsional adalah berkaitan denan aspek-aspek
positif spesialisasi . secara teoritis, fungsionalisme akan mengingkatkan
efisiensi dan memungkinkan pemanfaatan karyawan dan peralatan paling ekonomis.
Departementasi
produk. Dengan berkembangnya organisasi formal departemetasi fungsional menjadi
semkain sulit dan tidak praktis lagi. Dalam hal ini, manajemen dapat
membentukdivisi-divisi setengah otonom, yang masing-masing dirancang,
memproduksi dan memasarkan sendiri produk-produknya. Setiap produk atau lini
produk dikelola oleh seorang manajer yang bertanggung jawab kepada direktur
organisasi.
Departementasi
wilayah. Bila organisasi beroperasi
diwilayah-wilayah yang tersebar, maka Departementasi atas dasar wilayah akan
diperlukan. Kegiatan pemasaran yang beroperasi dibanyak daerah dalam suatu
negara sering dibagi menjadi kelompok-kelompok wilayah dengan manajer pemasaran
tersendiri (Area Manajer) untuk setiap lokasi.
Tipe organisasi divisional ini mempunyai berbagai kebaikan dan kelemahan.
Kebaikan-kebaikan antara lain: pengambilan keputusan lebih cepat dan dengan
kemungkinan kualitas lebih baik, koordinasi tugas lebih mudah dilaksanakan,
karena ada pemusatan kegiatan, beban manajemen pusat menjadi lebih ringan,
karena ada pendelegasian wewenang; dan pertanggung jawaban lebih jelas.
Sedangkan kelemahan-kelemahanya antara lain: kepentingan seluruh organisasi
kurang diperhatikan, karena kepentingan terpusat pada ukuran prestasi divisi;
meningkatkan biaya operasional organisasi, karena cenderung terjadinya
kelebihan staff, duplikasi sumber daya dan peralatan; dan mem persulit alokasi
sumber daya dan konsistensi kebijaksanaan.
4.
Rentang Kendali adalah jumlah bawahan yang melapor
kepada atasan. rentang ini merupakan satu faktor yang mempengaruhi bentuk dan
tinggi suatu struktur organisasi.
b. Tiga Dimensi Struktur Organisasi
1.KOMPLEKSITAS
Kompleksitas adalah Kompleksitas merujuk pada tingkatan diferensiasi yang ada di dalam
sebuah organisasi. , mempertimbangkan tingkat diferensiasi
yang ada dalam organisasi termasuk di dalamnya tingkat spesialisasi
atau tingkat pembagian kerja, jumlah tingkatan di dalam hirarki organisasi
serta tingkat sejauh mana unit-unit organisasi tersebar secara geografis.
3 BENTUK DIFERENSIASI :
Diferensiasi Horisontal, merujuk pada tingkat diferensiasi antara
unit-unit berdasarkan orientasi para anggotanya, sifat dari tugas yang mereka
laksanakan dan tingkat pendidikan dan pelatihannya. Semakin banyak jenis
pekerjaan yang ada dalam organisasi yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan
yang istimewa, semakin kompleks pula organisasi tersebut.
Diferensiasi Vertikal, merujuk pada kedalaman struktur. Makin
banyak tingkatan yang terdapat diantara top management dan tingkat hirarki yang
paling rendah, makin besar pula terjadinya distorsi dalam komunikasi dan makin
sulit mengkoordinasi pengambilan keputusan dari pegawai manajerial, serta makin
sukar bagi top manajer untuk mengawasi kegiatan bawahannya.
Diferensiasi Spasial, merujuk pada tingkat sejauh mana lokasi
kantor, pabrik dan personalia sebuah organisasi tersebar secara geografis.
Diferensiasi dapat dilihat sebagai perluasan dari dimensi horizontal dan
vertical, artinya adalah mungkin untuk memisahkan tugas dan pusat kekuasaan
secara geografis. Pemisahan ini mencakup penyebaran jumlah dan jarak.
2.FORMALISASI
Formalisasi yaitu sejauhmana
organisasi menyandarkan dirinya pada peraturan dan prosedur untuk mengatur perilaku
dari para pegawainya. Formalisasi merujuk pada tingkat sejauh
mana pekejaan dalam organisasi itu distandarisasikan. Jika sebuah pekerjaan
sangat diformalisasikan maka pemegang pekerjaan itu hanya mempunyai sedikit
kebebasan mengenai apa yang harus dikerjakan, bilamana mengerjakannya dan
bagaimana harus melakukannya.Dengan demikian formalisasi adalah suatu ukuran
tentang standarisasi. Formalisasi akan diukur dengan menentukan
apakah organisasi tersebut mempunyai manual mengenai kebijakan dan prosedur,
menilai jumlah keistimewaan peraturannya, melihat kembali uraian pekerjaan
untuk melihat tingkat kerumitan. Jika kita berbicara mengenai formalisasi maka
kita merujuk pada peraturan tertulis organisasi.
3.SENTRALISASI VS DESENTRALISASI
Sentralisasi, merujuk kepada tingkat
dimana pengambilan keputusan dikonsentrasikan pada suatu titik tunggal di dalam
organisasi. Konsentrasi yang tinggi menyatakan adanya sentralisasi yang tinggi,
sedangkan konsentrasi yang rendah menunjukkan sentralisasi yang rendah atau
yang disebut Desentralisasi. Dalam Sentralisasi harus
memperhatikan Sentralisasi hanya memperhatikan struktur formal dan bukan dengan
organisasi informal.
Hambatan sentralisasi :
Hanya memperhatikan struktur formal.
Memperhatikan kebebasan dalam pengambilan keputusan.
Konsentrasi pada seseorang, unit atau tingkat.
Kontrol dari top manajemen, tetapi keputusan tetap
terletak pada anggota tingkat rendah.
Keuntungan desentralisasi :
setiap manajer mempunyai
keterbatasan terhadap jumlah informasi
Dapat menanggapi perubahan dengan
cepat.
Memberi masukan lebih rinci bagi pengambil keputusan.
Memotivasi pegawai untuk memberi kesempatan dlm
pengambilan keputusan.
Memberi peluang pelatihan bagi manajer tingkat rendah.
Keuntungan sentralisasi :
Keputusan komprehensif yang akan diambil.
Penghematan dan lebih efektif
2.3 Dimensi
Struktur
Tinjauan mengenai struktur
organisasi biasanya cukup memadai dengan menggunakan tiga parameter yang telah
di jelaskan di atas. Sebagian besar telah di bahas pada bagian dua yaitu
kompleksitas, formalitas, dan sentralitas.
-
Berbagai
Fungsi Yang Melekat Pada Struktur Organisasi
Pengembangan struktur organisasi
formal bersangkutan juga dengan penyusunan hubungan-hubungan yang terjadi dalam
struktur. Hubungan-hubungan sebagai fungsi-fungsi struktural yang terjadi
secara garis besar dapat diperinci sebagai berikut :
1. Wewenang. Arti wewenang (Authority) adalah hak melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk
melakukan sesuatu.
2. Kekuasaan. Kekuasaan (Power)
sering dicampur adukan dengan wewenang. Walaupun kekuasaan dan wewenang sering
ditemui bersama, tetapi keduanya berbeda. Bila wewenang adalah hak untuk
melakukan sesuatu, kekuasaan adalah untuk melakukan hal tersebut.
3. Tanggung jawab. Tanggung jawab
(Responsibility) adalah kewajiban untuk melakukan sesuatu. Dalam organisasi,
tanggung jawab adalah kewajiban seseorang untuk melaksanakan tugas untuk fungsi
organisasi.
4. Akuntabilitas. Tidak
seperti tanggung jawab, Akuntabilitas (Account-Ability) adalah faktor diluar
individu dan perasaan pribadinya. Bila seseorang manajer menghendaki pertanggungjawaban
untuk suatu kegiatan yang dilakukan bawahan dapat dinyatakan akuntabilitas
terjadi.
5. Komunikasi dalam
Organisasi. Dalam organisasi formal, arus informasi mengalir secara
khusus. Struktur organisasi diharapkan dapat menjadi alat utama bagi komunikasi
formal ini. Komunikasi seperti pemberian perintah, permintaan akan suatu
informasi, dan penerangan tentang keputusan manajemen sering mengalir dari atas
ke bawah melalui tingkatan Organisasi.
6. Hubungan Lini dan Staff.
Masih berhubungan dengan konsep wewenang dikenal apa yang disebut Hubungan Lini
Dan Staff. Keduanya ini merupakan pendekatan yang berbeda untuk menentukan
Deskripsi wewenang dalam Organisasi.
7. Rentang Kendali. Yang dimaksud
rentang kendali atau pengawasan (Span Of Control) adalah beberapa orang jumlah
bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer atau
atasan. Rentang
Kendali sering disebut dengan istilah-istilah span of supervision, span
of authority, span of management dan span of attention.
8. Sentrailisasi dan desentralisasi. Bila
wewenang didelegasikan atau dilimpahkan meluas dalam suatu organisasi,
desentralisasi wewenang terjadi.
9. Rantai wewenang scalar. Karena keseluruhan
kegiatan organisasi dibagi-bagi dan dikelompokan atas dasar fungsi, produk,
wilayah dan sebagainya, dan karena adanya saling ketergantungan diantaranya,
maka kegiatan-kegiatan tersebut harus diintegrasikan.
10. Kesatuan perintah. Satu aspek dasar struktur organisasi lainya (implicit
dalam rantai scalar) adalah “satu orang, satu atasan”. Ini berarti bahwa
seseorang bawahan hendaknya hanya menerima instruksi dari sumber tunggal.
Kesatuan perintah terutama dimaksudkan untuk memudahkan koordinasi.
11. Ukuran, yaitu jumlah anggota dalam organisasi
12. Komponen administratif, yaitu presentase total
jumlah anggota yang menjalankan tanggung jawab administratif.
13. Spesialisasi, yaitu jumlah kekhususan yang
dilakukan dalam anggota.
14. Standarisasi, yaitu adanya prosedur prosedur untuk
mengatur peristiwa atau aktivitas yang bersifat berulang atau regular.
15. Formalisasi, yaitu sejauh mana aturan, prosedur,
aturan dilakukan secara tertulis.
16. Sentralisasi, Konsentrasi wewenang pengambilan
keputusan.
17. kompleksitas, jumlah diferensiasi vertikal, jumlah
unit atau departeman.
18. Integrasi, kualitas kerja sama antara unit unit
yang dibutuhkan untuk menyatukan tujuan, atau rencana rencana dan umpan balik
yang digunakan untuk mengkoordinasi unit unit.
19. diferensiasi, jumlah fungsi fungsi khusus yang di
jalankan dalam organisasi, atau perbedaan dalam orientasi kognitif dan
emosional antara pada manager dari departeman yang berbeda.
2.4 Model
Desain Organisasi
Model desain organisasi adalah mekanisme-mekanisme
formal pengelolaan suatu organisasi yang menunjukkan kerangka dan susunan
perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian
atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas
wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Desain
mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi,
sentralisasi, desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran satuan
kerja.
1. Desain Organisasi Mekanistik.
- Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.
- Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa aman dan ekonomi melalui perasaan takut dan sanksi.
- Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung terganggu tidak akurat.
- Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan metode departemental.
- Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
- Proses penyusun tujuan dilakukan di tingkat puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi kelompok.
- Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.
2. Desain Organisasi Orgranik.
- Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan.
- Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
- Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
- Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
- Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
- Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.
- Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Struktur
Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi
yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai
tujuan. Desain
organisasi, Ivancevich (2008) mendefinisikannya sebagai proses penentuan
keputusan untuk memilih alternatif kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan,
dan departemen. Dengan demikian, keputusan atau tindakan-tindakan yang dipilih
ini akan menghasilkan sebuah struktur organisasi.
4
keputusan manajerial sebagai pembentuk
struktur organisasi meliputi : Pembagian kerja, Pendelegasian kewenangan (delegation
of authority), Pembagian Departemen, Rentang Kendali. Tiga Dimensi Struktur
Organisasi: kompleksitas, formalisasi, sentralisasi vs desentralisasi. Hambatan sentralisasi : Hanya memperhatikan struktur formal, memperhatikan kebebasan dalam pengambilan keputusan, konsentrasi pada seseorang, unit atau tingkat, kontrol dari top manajemen, tetapi keputusan tetap
terletak pada anggota tingkat rendah.
Keuntungan
desentralisasi :setiap manajer mempunyai keterbatasan terhadap
jumlah informasi , dapat menanggapi perubahan dengan
cepat,
memberi masukan lebih rinci bagi pengambil keputusan, memotivasi pegawai untuk memberi kesempatan dlm
pengambilan keputusan, memberi peluang pelatihan bagi
manajer tingkat rendah. Keuntungan
sentralisasi : Keputusan komprehensif yang akan diambil, penghematan dan lebih efektif .
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar